01 Februari 2012

The Power To Love


Kekuatan Cinta diumpamakan dengan seperti kekuatan maut. Kita bisa membayangkan betapa semuanya tidak berdaya. Seperti itulah besarnya kekuatan cinta. Yesus Kristus itu bukan Pribadi yang suka menyerang;

Yesus tidak pernah mengajar, ”bunuh setiap orang yang menolak Aku dan pengajaran-Ku; hancurkan mereka dan binasakan sampai ke anak cucunya.” Yesus tidak pernah mengajarkan orang menjadi ofensif secara fisik.

Yesus Kristus juga bukan Pribadi yang suka membela diri saat diserang atau dianiaya.

Hal itu dibuktikan saat Dia ditangkap; Ia tidak melawan dan mengirim 12 [dua belas] pasukan malaikat-Nya untuk menolong Dia saat dianiaya oleh tentara Romawi. Ia diam dan tidak membela dirinya.

Tetapi Yesus adalah Pribadi yang penuh kasih. Dia menggunakan kekuatan kasih untuk menghadapi setiap serangan yang dilemparkan ke atas diri-Nya. Puncak dari seluruh serangan selama masa hidupnya adalah dari Getsemani sampai Golgota.

Kunci kemenangan Kristus adalah Ia menggunakan Kasih dengan cara yang tepat. Kita dapat melihat betapa dahsyatnya kekuatan kasih itu. Kekuatan yang sanggup menghancurkan Iblis dan perbuatan-perbuatan nya.

Contoh: Kedahsyatan kekuatan Kasih [2 Raja-Raja 6:14-23]

Raja Aram marah besar karena setiap rencananya selalu diketahui oleh Elisa sehingga ia bermaksud untuk mengepung dan menyerang Israel dengan mengirim tentara Aram
dalam jumlah yang besar.

Bagaimana Elisa menghadapi serangan tentara Raja Aram itu?

Ia tidak ofensif dan juga tidak defensif tetapi absorsif yaitu menyerapnya dengan Kasih...

Ia berdoa agar Tuhan membutakan mata tentara Aram yang sedang mencarinya; lalu membawa mereka masuk ke dalam benteng Samaria; begitu mereka masuk orang Israel mengepung mereka, lalu Elisa berdoa agar Tuhan membuka mata mereka; mereka sadar bahwa mereka sedang terkepung oleh orang Israel.

Raja Israel berkata, “apakah kita bunuh saja mereka itu?” namun Elisa berkata, “Jangan, apakah kamu biasa membunuh orang yang ditawan?” Apakah yang dilakukan oleh Elisa terhadap tentara Aram yang besar itu?

Mereka dipatahkan oleh Kasih... mereka diberikan makanan dan minuman dan diberikan Kasih yang tulus; setelah puas dan kenyang, mereka disuruh pulang ke negerinya.

Alkitab mencatat, “Sejak saat itu, tidak ada lagi gerombolan tentara Aram yang memasuki Israel...”

Sekali lagi, kasih membuktikan kekuatannya. Tentara Aram ditaklukkan oleh kasih yang tulus dan mereka tidak pernah memasuki wilayah Israel lagi.

Kasih nampaknya lemah justru itulah strategi yang digunakan Allah untuk membinasakan Iblis dan perbuatan-perbuatannya.

Dalam 1 Korintus 13:8 mengatakan ”Kasih Allah tidak berkesudahan. ..” dengan kata lain Kasih Allah tidak pernah gagal, pudar, lenyap atau berakhir. Karena Allah adalah kasih, maka kalau kasih dapat lenyap, Allah pun dapat lenyap.

Bagaimana mengembangkan dan hidup di dalam kasih Allah itu?
Pertama, Kita harus belajar untuk merasakan dan memahami Kasih Allah
[Efesus 3:17-18]


Sebelum kita bisa mengasihi orang lain, kita harus bisa merasakan dan memahami betapa dalamnya Tuhan mengasihi kita.

Kedua, Kita harus belajar berpikir dengan pikiran Kasih [Filipi 2:4-5]

Apakah arti berpikir dengan pikiran Kristus? Kita harus belajar untuk mulai memberikan perhatian kepada kebutuhan orang lain; masalah-masalah orang lain; keinginan dan harapan orang lain; atau luka-luka orang lain bukan hanya menaruh perhatian kepada kepentingan sendiri.

Faktanya, orang yang terluka cenderung melukai orang lain. Jika seseorang melukai kita sesungguhnya ia melakukan itu karena ia sedang terluka. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi mereka?

Seharusnya, kita tidak hanya memperhatikan kelemahan atau kejahatan mereka tetapi kita pun harus belajar untuk memikirkan alasan perbuatannya dengan cara melihat kebutuhan mereka. Kita harus belajar melihat kebutuhan mereka. Mereka butuh dikasihi, dihargai atau diterima.

Ketiga, Kita harus belajar mengampuni musuh-musuh kita.[Kolose 3:13]

Adalah tidak mungkin untuk mengasihi seseorang dengan sungguh-sungguh dan pada saat yang sama jengkel atau dendam dengan orang lain. Hati kita harus utuh.

Kita tidak bisa sungguh-sungguh mengasihi pasangan kita jika kita masih marah dengan orang tua kita. Kita tidak bisa mengasihi anak-anak kita jika kita masih marah dengan pasangan kita.
Apabila kita mau belajar mengasihi orang lain sekarang, kita harus menutup pintu terhadap kekecewaan dan kepahitan masa lalu. Hanya ada satu caranya yaitu mengampuni.
Ampunilah orang-orang yang telah melukai diri Anda. Pengampunan adalah untuk kepentingan Anda sendiri bukan karena dia layak untuk diampuni.
Apabila Anda melakukannya maka hati Anda akan pulih dan Anda dapat mengasihi sepenuh hati orang-orang yang Anda kasihi.
Kasih Allah adalah kekuatan yang dahsyat. Salib Kristus adalah wujud dan bukti kasih Allah.
Anda harus belajar untuk merasakan Kasih dengan mengakui betapa besar kasih Anda kepada Allah dan firman-Nya; berpikir dengan pikiran kasih dan belajar mengampuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selengkapnya di http://triwied77.blogspot.com Cara Membuat Menu Horizontal Pada Blogspot Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial