02 Agustus 2012

THE POWER TO LISTEN

Ada seorang composser kelahiran Rusia yang begitu terkenal dan berpengaruh khususnya bagi seluruh musisi di seluruh dunia yang bernama Igor Stransvinzki. Beliau mengatakan : To Listen is an effort (untuk mendengarkan itu perlu suatu usaha atau upaya) and just to hear is no marrie (untuk mendengarkan saja itu tidak bermanfaat), ada perbedaan antara Listen maupun Hearing. Kalau boleh memakai bahasa Indonesia yang benar adalah “menyimak dan mendengarkan”. Binatang juga bisa mendengarkan tetapi tidak menyimak. Ironisnya adalah bahwa listening atau mendengarkan adalah keahlian berkomunikasi paling dibutuhkan tetapi yang paling sedikit (jarang) diajarkan, mendengarkan sangat penting dan juga tidak mudah. Tidak mudah karena kita dituntut kedewasaan dalam hal mendengar. Karena kita “put interest”, menaruh interest terhadap orang lain. Sebab mendengar sesungguhnya bukan tentang diri kita sendiri tetapi tentang orang lain. Dan hal ini sangat susah, dalam hal ini kita dituntut untuk dewasa untuk kita bisa mau interest terhadp orang lain. Sebab pada dasarnya kita lebih senang orang taruh interest kepada kita, dan itu anak kecil. Buktinya bahwa mendengarkan itu sulit adalah ketika Anda mendengarkan pengajaran yang sama dari minggu ke minggu, tetapi kemampuan Anda untuk mendengarkan yang menyebabkan ada berhasil dan berkembang dan berbuah tetapi ada juga yang tidak berhasil. Kemampuan Anda mendengarkan yang menyebabkan beberapa orang diberkati luar biasa hidupnya berubah hidupnya dan di restorasi, tetapi ada juga yang sebaliknya. Mereka mendengarkan pengajaran yang sama (They hear the same thing , but they don’t listen), tetapi kemampuan mendengar mereka tidak sama. Hearing berbeda dengan Listening. You can hear but you don’t listen. Hearing artinya : telinga Anda menerima atau menyerap gelombang suara. Listening memerlukan juga intepretasi, evaluasi, ingatan, pengertian, dan respon. Sangat beda besar antara Hearing dengan Listening, antara mendengar dan menyimak. Sekali lagi seringkali terjadi salah paham dalam hal komunikasi karena kita tidak pandai hal mendengar, kalau saja kita dapat mendengar dengan baik, ada begitu banyak problem yang kita bisa hindari dan kita bisa selesaikan dengan cepat. Zick Zichlar (motivational speaker, penulis buku terkenal) : “Kalau kamu berbicara, kamu mengatakan sesuatu yang kamu sudah tahu, sedangakan kalo kamu mendengarkan sesuatu kamu akan menemukan apa yang orang lain tahu, sehingga mendengarkan sama dengan belajar sebetulnya. Karena kamu akan menemukan apa yang orang lain tahu. Atau kalo ditambahkan apa yang orang lain perlukan, mendengar adalah lebih penting daripada berbicara, itu sebabnya kita diberi 2 telinga dan 1 mulut dan akses mendengar lebih terbuka dibandingakan melihat. Demikian juga dengan Tuhan, kita tidak bisa melihat Tuhan tapi kita bisa mendengar suara Tuhan, Ibrani 3:7 = Kamu bisa mendengar Tuhan, Wahyu 2:7 = Roh Kudus bisa bicara dan kita bisa mendengar suaraNya. Kita bisa mendengar jauh lebih baik pada saat tenang daripada suasana rame. Tapi kalo semuanya sepi sebuah “whisper” sebuah bisikan kita dapat bisa kita kenali dengan baik, kita tidak perlu teriak untuk dapat mengatakan sesuatu. Itu sebabnya mengapa mendengarkan suara Tuhan akan lebih baik, bukan berarti kita tidak bisa mendengarkan suara Tuhan di tengah keramaian. Tetapi disaat saat sepi sunyi, rileks dan tenang dengan cepat kita dapat mendengar suara Tuhan dengan lebih tajam dan jelas. Apa untungnya mendengar : 1. Mendengarkan adalah tanda atau bentuk dari kasih. Mendengarkan tanpa menghakimi, tanpa menuduh, tanpa mencoba memberikan pendapat, tanpa memberikan solusi, cuman dengerin tok...Kalau Anda mampu mendengarkan demikian, Anda menciptakan rasa aman kepada orang tersebut untuk mengungkapan perasaannya. Kalau kita gagal menjadi pendengar yang baik, buat pasangan kita, orang tua kita, anak kita, teman kita, pegawai kita, secara tidak sadar kita membuat mereka untuk menutup diri, apalagi kalo dia belum selesai bicara kita langsung potong, kasi pedapat, akhirnya dia menjadi tertutup dan saat mereka tertutup, mereka akab berpikir, “buat apa aku ngomong, aku ngomong ga pernah didengerin. 2. Mendengarkan merupakan tanda bahwa Anda menghormati (apriciate), Anda tidak perlu setuju dengan apa yang orang omongin tapi dengan mendengarkan Anda menunjukkan bahwa Anda menghormati. 3. Mendengarkan dapat membuat kita mengetahui nilai atau prinsip hidup seseorang, kalau Anda pandai melatih untuk dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, maka ketika Anda berbicara dengan seseorang, semakin banyak lawan Anda berkata-kata, semakin Anda tahu siapa lawan Anda, siapa orang ini, apa nilai hidupnya, apa peganganya, siapa dia sesungguhnya. Tehnik mendengarkan yang baik : a. Fokus kepada apa yang dikatakan, pada saat mendengarkan seseorang mengutarakan pendapat dan perasaannya bukan kepada apa Anda pikirkan. b. Hindari menyatakan pendapat, nasihat, solusi atau apa yang Anda rasa sebelum pembicara menyelesaikan bicaranya. (Suami istri) c. Ulangi untuk memastikan Anda mempunyai pengertian yang sama dengan pembicara, apalagi biacara soal hati. (Pelayan restoran selalu bilang :”saya ulangi ya pak...!”) d. Perhatikan gaya tubuh saat seseorang berbicara, perhatikan kontak mata saat berdiri berhadap-hadapan, itu tanda bahwa Anda mengikuti dia, respek, mengasihi, merespon. e. Cobalah untuk mengerti si pembicara, bukan menarik kesimpuan sendiri, tentang siapa dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selengkapnya di http://triwied77.blogspot.com Cara Membuat Menu Horizontal Pada Blogspot Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial